New Normal Jadi Momentum Mujudkan Smart Nation

Home Forums Peraturan akademik New Normal Jadi Momentum Mujudkan Smart Nation

This topic contains 0 replies, has 1 voice, and was last updated by  Anonymous 4 years, 5 months ago.

Viewing 1 post (of 1 total)
  • Author
    Posts
  • #1427

    Anonymous

    Melalui wabah COVID-19, ada citra jelas mengenai bagaimana sebuah bangsa bisa berkembang sebagai sebuah smart nation muncul pendidikan tanpa sekolah, kesehatan tanpa rumah sakit, dan perbankan tanpa bank. Semua ini mulai sebagai bagian kehidupan new normal.

    John Vong, Visiting Research Professor, Indonesia International Institute for Life Sciences (i3L) Indonesia menyebutkan smart nation membutuhkan smart people yang membutuhkan smart education. Smart people merupakan produk dari proses pendidikan & pembinaan yg cakap.

    "Pelatihan tidak hanya mengacu pada pendidikan ilmu pengetahuan yang herbi teknologi dan sains, tetapi juga mengacu dalam ilmu-ilmu yang harus segera diaplikasikan," kata John pada fakta resminya pada Jakarta, Jumat (26/6/2020).

    John menambahkan sine qua non pelatihan doa sholat tahajud terhadap guru untuk memastikan bahwa mereka mengerti cara memberikan training yg tepat kepada murid.

    Murid-murid jua harus dilatih buat bekerja dalam industri baru seperti telemedicine, transportasi online, atau teknologi finansial. Sehingga dibutuhkan hasilnya dapat membawa bangsa sebagai sebuah smart nation.

    Teknologi dan sains jua wajib diajarkan bersamaan dengan ilmu-ilmu sosial demi tercapainya sebuah pengembangan energi kerja secara holistik. Sebagai contoh, menghadiri kelas pemantapan bahasa bisa membantu angkatan kerja belia buat bekerja pada lingkungan multikultural & bisa menaruh mereka banyak sekali kesempatan baru.

    Dalam sebuah smart nation, diperlukan jua smart health. Suatu bangsa tidak bisa diklaim smart atau “pintar” bila warganya kerap terserang penyakit. Cuti juga dispensasi akibat sakit akan mengurangi produktivitas.

    "Produktivitas yang rendah tidak akan mampu merealisasikan konsep smart nation pada suatu negara," kata John.

    Bangsa yang “pintar” juga harus mempunyai smart mobility atau “mobilitas pintar” yg sejatinya meliputi jalan, rel, dan bandar udara. Melihat perkembangan pesat Grab, Uber, & Gojek menjadi perusahaan-perusahaan terkait smart mobility, infrastruktur dasar sebagai teramat penting.

    Kebangkitan smart technology atau “teknologi pintar”, smart education atau “pendidikan pintar”, dan smart transportation atau “transportasi pintar” pada akhirnya akan berinteraksi dengan pilar lainnya, yakni smart finance atau “keuangan pintar”.

    Sebuah smart nation memerlukan orang-orang yg memahami cara memahami, menggunakan, & mengaplikasikan perbankan pribadi. Banyak universitas tidak mempunyai mata kuliah terkait personal finance atau “keuangan pribadi”.

    "Hal itu sangat disayangkan mengingat keuangan tidak hanya berkaitan menggunakan pekerjaan pada perusahan finansial, namun jua berguna buat pengaturan keuangan pribadi," jelasnya.

    Secara terpisah, Erakusari D. Ristanti, Postgraduate Researcher, UNAIR Indonesia mengungkapkan dibutuhkan dukungan usaha yang sistematis & terkoordinasi secara komprehensif pada mengatur pilar-pilar dasar suatu bangsa, yakni pendidikan, kesehatan, transportasi, keuangan, industri, investasi, & IPTEK. Agen pemerintahan dan entitas swasta jua wajib menyusun ulang prioritas pengembangan institusi mereka.

    "Peraturan, birokrasi, & mekanisme administratif wajib bekerja secara berkesinambungan.Ketika hal-hal tersebut berjalan secara paralel, maka konsep smart nation berpeluang lebih besar buat terealisasi," jelasnya, pada keterangan resmi hari ini.

Viewing 1 post (of 1 total)

You must be logged in to reply to this topic.