Dunia Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika Butuh Lebih Banyak Tenaga Kerja

Home Forums Perkuliahan Dunia Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika Butuh Lebih Banyak Tenaga Kerja

This topic contains 0 replies, has 1 voice, and was last updated by  Anonymous 4 years, 3 months ago.

Viewing 1 post (of 1 total)
  • Author
    Posts
  • #1306

    Anonymous

    Indonesia perlu makin banyak wanita di bagian Science, Technology, Engineering, and Math (STEM).

    Sampai sekarang, walau wanita sejumlah hampir 1/2 dari semua populasi dunia, tetapi jumlahnya wanita yang berkarir di dunia STEM cuma seputar 20 % saja, dibanding dengan tenaga kerja lelaki.

    “Di Indonesia, serta angkanya tidaklah sampai 10 %,” sebut Chairwoman of GE Women Network, Donna Priadi, di antara diskusi bertopik “Why Do We Need More Women in STEM”, di Aula PT GE Nusantara Turbine Services, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Rabu, 8 Januari 2020.

    Donna menjelaskan, ketimpangan gender yang berlangsung membuat kreatifitas di dunia STEM kurang bergerak maksimal.

    Hal itu benar-benar disayangkan, mengingat di masa borderless seperti sekarang, pengembangan serta kreatifitas jadi hal yang penting.

    “Waktu di team terdapat beberapa kepala, yang tiket pesawat murah terdiri bukan sekedar tenaga kerja lelaki, tetapi wanita, karena itu beberapa ide baru serta kreatifitas dapat lebih tergali, hingga pengembangan dapat lebih optimal,” kata Donna.

    Bidang tehnologi serta tehnik benar-benar terpengaruh karena minimnya keterlibatan wanita, hingga meredam perkembangan serta andil yang sebetulnya bisa diraih sektor-sektor itu pada perekonomian.

    Menurut Organisasi Kerja Sama serta Pembangunan Ekonomi (OECD), ada terdapat korelasi negatif di antara ketimpangan gender di satu negara dengan standard kehidupan rata-rata di negara itu.

    OECD memprediksi jika penambahan keterlibatan wanita di dunia kerja bisa tingkatkan PDB sebensar 5-12 % sepanjang lima belas tahun ke depan. Diluar itu, sebab tehnologi baru memerlukan tipe keterampilan kerja yang baru juga, karena itu efek ketimpangan keterampilan juga makin melebar.

    Menangani ketimpangan gender akan membuat tenaga kerja yang lebih bermacam.

    Riset tunjukkan jika team yang bermacam lebih baik dalam pemecahan permasalahan serta dapat berpikir dengan kreatif.

    Stigma

    Figur dibalik Jembatan Lengkung LRT Jabodetabek, Arvilla Delitriana, mengaku ada banyak stigma yang berlaku di warga Indonesia, tentang wanita kerja. Ada yang aslinya dari diri dalam diri kita, serta dari orang lain.

    “Pertama, kita harus optimis diri kita dahulu, baru selanjutnya tutup kuping pada omongan orang lain yang negatif,” sebut Dina, demikian dia biasa dipanggil, waktu ada jadi salah seorang narasumber.

    Omongan negatif orang lain yang terikut perasaan, dapat turunkan kapasitas, hingga menghindari dari sasaran atau perolehan dalam berkarir.

    Dina menjelaskan, berdasar pengalamannya membawahi banyak insinyur, tenaga kerja wanita punya banyak keunggulan yang susah disamai lelaki. Walau, semua punya nilai keunggulan serta kekurangan semasing.

    “Ini jika saya lihat dari insinyur-insinyur yang kerja di kantor saya, insinyur wanita umumnya lebih sabar, lebih detil, serta lebih menghormati proses,” katanya.

    Diskusi mendatangkan Syiki, engineer wanita pertama di GE Aviation Indonesia.

    Syiki menjelaskan, perusahaan sebaiknya semakin dapat memberi elastisitas gender, bukan kesetaraan gender.

    “Woman empowerment bukan bermakna wanita harus dispesialkan, tetapi diberi peluang yang sama,” kata Syiki.

Viewing 1 post (of 1 total)

You must be logged in to reply to this topic.