Home › Forums › Kegiatan Kemahasiswaan › Pentingnya Jiwa Technopreneurship dalam Industri Kreatif
This topic contains 0 replies, has 1 voice, and was last updated by 4 years, 7 months ago.
-
AuthorPosts
-
December 25, 2019 at 1:56 am #1303
AnonymousRektor Kampus Multimedia Nusantara (UMN) Ninok Leksono menjelaskan technopreneurship sekarang ambil peranan dalam industri kreatif. Dengan jiwa technopreneurship, satu karya industri kreatif bukan sekedar dapat dipercantik bentuknya, tetapi dinaikkan kualitas produksinya serta ditepatkan waktu pengirimannya.
“Tentu saja untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan ini butuh di dukung serta disertai oleh tehnologi,” katanya dalam info tercatat, Rabu (5/12/2019).
“Makin beberapa pemain di industri kreatif, makin seru juga persaingannya, jadi fungsi tehnologi makin gawat. Tetapi, tehnologi saja belum pasti efisien bila tidak dibarengi dengan jiwa technopreneurship,” paparnya waktu memberi sambutan dalam acara Wisuda XVI UMN di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD Tangerang.
Menurut Ninok, ditengah-tengah kesempatan kerja tradisionil yang makin terbatas serta kesempatan baru di masa digital yang semakin besar, UMN terus berusaha membuat ciri-ciri lulusan yang punya jiwa technopreneurship.
“Lewat pembaharuan kurikulum, tata lagi cara evaluasi seperti aplikasi collaborative learning, ditambah lagi menu entrepreneurship dan motivasi menjadi insan pembelajar yang adaptif, diinginkan mahasiswa UMN sesudah lulus memiliki bekal menjadi technopreneurship,” jelas Ninok.
Hasilnya, sekitar 854 mahasiswa diluluskan pada seremoni Wisuda XVI UMN. Sejumlah besar dari mereka telah kerja serta berwiraswasta sebelum diwisuda.
Di kesempatan yang sama, praktisi digital serta pendiri tech-based company pertama di Indonesia bubu.com Shinta W Dhanuwardoyo menjelaskan jika sekarang kesempatan technopreneurship besar sekali. Karena itu, beberapa lulusan jangan takut untuk coba.
“Kesempatan technopreneurship dalam industri kreatif itu besar sekali. Tidak semua harus jadi pengusaha. Coba langkah baru untuk cari tempat yang kalian kira pas dengan apa sebagai jati diri diri kalian dan spirit kalian. Jangan takut untuk tidak berhasil, sebab keberhasilan itu ialah statistic game. Jika kita tidak coba, kita tidak paham akan sukses ataukah tidak,” tutur Shinta.
Shinta mengharap beberapa lulusan punya mimpi serta berani untuk menyelesaikannya. “Dalam industri kreatif punya mimpi saja kurang. Kalian harus punya mimpi serta berani untuk menyelesaikannya. Lakukan sesuai dengan spirit kalian,” harapnya.
Jadi info, lulusan paling baik Wisuda XVI UMN diserahkan kepada lulusan program studi (prodi) Tehnik Computer UMN William Darian. Tidak hanya punya prestasi akademik dengan mendapatkan IPK 3.96, William aktif ikuti beberapa pekerjaan dari mulai organisasi mahasiswa, perlombaan di China, sampai study visit ke Jerman.
William mengutarakan sarana laboratorium yang disiapkan UMN untuk mendukung perkuliahan, beberapa pekerjaan organisasi mahasiswa serta program study visit membuat potensi soft skill-nya terasah.
“Terima kasih UMN atas sarana perkuliahan, beberapa pekerjaan kemahasiswaan serta program kerja sama dengan industri. Banyak inspirasi, usaha serta perolehan yang dilahirkan di laboratorium Embedded Sistem UMN. Diluar itu, saya serta 13 mahasiswa Fakultas Tehnik serta Informatika UMN memperoleh hibah DAAD untuk study visit di Köln Jerman,” katanya.
“Disana, otomasi robotiknya tambah lebih maju, seperti deskripsi industri 4.0. Pengalaman ini buka mata saya mengenai apa yang dapat dikerjakan Indonesia yang kaya sumber daya,” papar William yang telah kerja jadi Software Engineer PT Dwi Jeli Indonesia (Perhatikan.com),” tuturnya.
Diluar itu, lulusan prodi Pengetahuan Komunikasi UMN Claudia Suwardi lulus dengan predikat Intelek Oetama. Sepanjang berkuliah, Claudia benar-benar aktif ikuti beberapa perlombaan sampai ke luar negeri, dari mulai lomba news presenting, Kyoto International Film and Art Festival 2018 di Jepang, sampai Eat & Travel Film Festival di Korea Selatan.
Menurut dia dengan ikuti perlombaan, dia bisa melatih jiwa bersaing sesuai satu diantara corporate value Kompas Gramedia (5C), yakni competitive.
“Saya seringkali ikuti lomba di luar universitas untuk lebih tahu kemampuan diri serta melatih jiwa bersaing. Saya mengucapkan terima kasih pada UMN sebab telah memberi saya peluang untuk lakukan kerja magang dengan International Games Broadcast Services (host broadcaster dari Asian Games 2018 Jakarta-Palembang) serta berperan langsung dalam acara olahraga paling besar ke-2 di dunia,” tutup Claudia yang sekarang kerja jadi Assistant Merek Manajer Lifebuoy Unilever Indonesia.
Didapati, pada Wisuda XVI UMN, dipilih 8 wisudawan paling baik yang sebagai wakil 8 program studi (prodi). Mereka ialah William Darian dari prodi Tehnik Computer, Kennard Alcander Prayogo dari prodi Informatika, Stephanie Eunike dari prodi Pengetahuan Komunikasi, Henny dari prodi Manajemen, Ovita Pattari Purnamadjaya dari prodi DKV, Denise Taslim dari prodi Film, Gracella Pioleta dari prodi Akuntansi, serta Jason Kuanca dari prodi Skema Info.
Adalah adat buat UMN untuk mengusung topik kedaerahan dalam pekerjaan wisudanya. Wisuda XVI kesempatan ini bertopik tradisi wilayah Maluku. Tata panggung serta semua dekorasi ruang pekerjaan dibikin dalam nuansa wilayah Maluku. Tidak itu saja, UMN tampilkan tari-tarian serta lagu-lagu wilayah Maluku untuk meramaikan nuansa kedaerahan pada Wisuda XVI UMN.
-
AuthorPosts
You must be logged in to reply to this topic.