Home › Forums › Kegiatan Kemahasiswaan › Inspiring Milenial: Perjuangan Mahasiswa Penyintas di Tengah Pandemi
This topic contains 0 replies, has 1 voice, and was last updated by admin 4 years, 6 months ago.
-
AuthorPosts
-
May 16, 2020 at 5:48 pm #1390
Wabah Pandemi Covid-19 sudah menciptakan poly masyarakat pada Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mencicipi adanya penurunan perekonomian. Termasuk jua Anggra Yusuf, seorang mahasiswa di Universitas Tadulako (Untad) yang sampai waktu ini masih aktif dalam mengikuti proses perkuliahan.
Mahasiswa berdasarkan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) itu pula merupakan salah satu dari korban Gempa Bumi & Tsunami dalam Tahun 2018 silam.
Anggra Yusuf termaksud keliru satu mahasiswa yg kreatif dan pula aktif dalam aktivitas Kelembagaan di Kampusnya, ia juga pernah menjabat sebagai Wakil kepala Himpunan Mahasiswa Intelektual Ilmu Komunikasi.
Virus mematikan Covid-19 telah menciptakan doa zakat fitrah perekonomian keluarganya makin terpuruk, karena Ayahanda berdasarkan Anggra sendiri sudah sebagai salah satu karyawan yang wajib di Rumahkan.
“Saya merasa virus ini menciptakan perekonomian keluarga aku menurun apalagi ayah saya wajib di pulangkan menurut pihak instansi loka ayah aku bekerja. Saya ingin mencari pekerjaan buat meringankan beban keluarga,” ucap Anggra pada Kailipost.Com, Sabtu (16/05/2020).
Namun, Pria kelahiran 28 September 1996 itu tidak menyerah pada keadaan. Berbagai upaya akan dia lakukan, meskipun kini masih harus menetap di Huntara karena sudah nir mempunyai rumah yg telah luluh lantak terseret Tsunami dalam 28 September 2018 lalu.
Di Bulan Suci Ramadhan ini, Anggra menyampaikan bahwa ingin sekali menerima pekerjaan meskipun hanya sebagai penjaga Toko baju. Agar bisa membiayai hidupnya sendiri sembari mengurangi beban yang dipikul Ayahnya.
“Di Bulan Suci Ramadhan ini poly sekali Toko baju yang menambah karyawan buat membantu di Toko, biarpun hanya sebagai penjaga Toko baju setidaknya beban ayah aku bisa berkurang,” imbuhnya.
Semenjak Bulan Suci Ramadhan dan adanya Covid-19 kehidupan Anggra pada Huntara memang semakin sulit. Ia mengaku donasi yg di bagikan hanya sekali waktu saja, itupun bantuan buat berbuka puasa seperti Takjil. Sementara donasi buat pencegahan Covid-19 berupa masker, dan ember dan sabun buat mencuci tangan.
Kemudian, Anggra juga mengaku ingin mengerjakan Skripsi agar bisa segera menuntaskan pendidikannya pada Strata Satu (S1) namun hingga waktu ini masih terkendala lantaran tak memiliki laptop.
“Saya ingin cepat segera mungkin buat merampungkan pendidikan namun terkendala dengan Laptop lantaran ketika ini belum sanggup untuk membelinya. Terpaksa aku meminjam punya teman,” ungkapnya.
Terkadang, Anggra pun merasa sedih dengan keadaan keluarganya, tetapi itu bukan alasan buat menciptakan dirinya sebagai seorang yg lemah.
“Selama aku sanggup saya akan permanen semangat dalam menjalani keadaan dan pula pendidikan wajib di angka satukan pada moto hayati aku ” imbuhnya.
Ia pun berharap bala alam Tsunami yang pernah mengalami keluarganya tidak akan lagi menghampiri keluarganya & semua masyarakat Kota Palu, demikian jua menggunakan wabah Covid-19 agar bisa segera berakhir & proses perkuliahan serta aktivitas rakyat sanggup kembali normal.
“Saya berharap kepada semua kawan-mitra Milenial agar permanen selalu semangat dalam menjalani kehidupan apapun yang terjadi & permanen harus selalu bersyukur,” tutupnya memberi pesan pada kaum Milenial.
-
AuthorPosts
You must be logged in to reply to this topic.