Maba dan Kampus Merdeka Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id den

Home Forums Kegiatan Kemahasiswaan Maba dan Kampus Merdeka Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id den

This topic contains 0 replies, has 1 voice, and was last updated by  Anonymous 3 years, 8 months ago.

Viewing 1 post (of 1 total)
  • Author
    Posts
  • #1443

    Anonymous

    RIBUAN calon mahasiswa yang tersebar di seluruh Indonesia, Minggu (5/7/2020), menguras otak. Untuk menjadi seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi negeri yang tersebar di republik ini mereka terlebih dahulu mengikuti tes Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2020.

    Menghindari atau mencegahnya terjadi klaster baru Covid-19, semua peserta diwajibkan memematuhi protokol covid-19. Makanya, sebelum memasuki ruang tes satu per satu peserta UTBK dicek suhu tubuhnya oleh pihak panitia. Selain itu, peserta juga wajib menggunakan masker dan lainnya. Mudah-mudahan saja pasca-UTBK tidak ada peserta yang terpapar corona, termasuk peserta UTBK di Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Kalsel.

    Di ULM tercatat sebanyak 8.346 orang peserta yang ikut UTBK. Jumlah peserta itu terdiri atas peserta yang memilih jalur reguler 6.872 orang dan jalur KIP-Kuliah 1.474 orang. Mereka bersaing memperebutkan sebanyak 3.144 kursi.

    Bagi peserta yang tidak lolos di SBMPTN, jangan berkecil hati. Perguruan tinggi negeri terbaik di Kalimantan Selatan terakreditasi A ini masih membuka kesempatan mahasiswa baru di jalur mandiri, yaitu 2.184 kursi. Kuota mandiri ini bisa saja bertambah jika ada tersisa lebih di jalur SBMPTN yang tak terisi.

    Yang menarik dari SBMPTN kali ini, peserta yang lolos atau mahasiswa baru (Maba) akan ‘tidak’ merasakan Program Kampus Merdeka. Karena saat ini santer kabar beredar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim termasuk dalam daftar manteri yang terkena reshuffle. Kalau berita itu benar, Kebijakan Kampus Merdeka hanya tinggal nama. Karena biasanya, lain menteri lain kebijakan.

    Kita mendukung Kebijakan Kampus Merdeka, yang diluncurkan Nadiem, Jumat (24/1/2020). Karena satu dari dari empat kebijakan dari Nadiem itu terkait sistem kredit semester (SKS). Nadeim berupaya untuk mengubah definisi SKS yang tidak lagi diartikan sebagai jam belajar, tapi jam kegiatan.

    Dengan sistem baru ini mahasiswa berhak mengambil mata kuliah di luar program studi sebanyak dua semester atau setara 40 SKS. Karena bentuknya kini jadi ‘jam kegiatan’, SKS di sini maknanya lebih luas: ia tak hanya berbentuk belajar di kelas, ucapan idul adha tapi juga termasuk magang, pertukaran pelajar, wirausaha, riset, studi independen, maupun kegiatan mengajar di daerah terpencil.

    Mudah-mudahan saja, dalam perjalanannya Kebijakan Kampus Merdeka ini tidak mendapat batu sandungan. Mudahan juga mahasiswa tidak jadi korban Kebijakan Kampus Merdeka. Kalau pun nantinya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim memang terkena reshuffle, Kebijakan Kampus Merdeka harus tetap jalan.

Viewing 1 post (of 1 total)

You must be logged in to reply to this topic.